Cemburu
CEMBURU
“
Akankah hati terasa
tenang dikala sesuatu yang seharusnya menjadi hak kita diambil atau diberikan kepada orang
lain, apakah yang anda rasakan, apakah anda kecewa ataukah anda cemburu?. Ya,
posisi ini sangat tidak diinginkan oleh siapapun, siapapun dia akan merasa
sesak di dada dan sakit di hati apabila posisi seperti ini menimpanya.
Bagaimana tidak ini adalah keadaan yang tidak adil, sangat tidak adil. Sesuatu
yang seharusnya menjadi miliki kita dan menjadi hak kita diambil orang lain atau
diberikan kepada orang lain.
Coba sejenak anda
bayangkan, disaat sesuatu yang menjadi hak anda, hak anda itu benar, tidak
melanggar sesuatupun baik adat maupun hukum tapi mengapa itu tidak diberikan
kepada anda, namun sebaliknya diberikan kepada orang lain. Aku berada pada
posisi ini merasakan sakit hati dan kecewa, bagaimana dengan anda?.
Terkadang aku bertanya,
apa salahku? Apa dosaku? Ataukah aku pernah mengecewakan?. Aku merenungi
keadaan yang hari ini aku alami, daun-daun terpisah dari tangkai memberikan
kabar, burung-burung bernyanyi menghibur, namun jawaban itu tak jua aku
temukan. Aku merasa ini adalah sebuah kutukan atau hanya kesalahan saja, salah
karena dia tak mengetahui yang sebenarnya, ah aku terenyuk, aku lihat dia sudah
besar dan seharusnya tahu.
Kata orang kampungku
“penuhkan dulu lumbungmu baru penuhkan lumbung orang lain”. Pepatah ini sangat
menyayat hati, karena aku tahu hari ini lumbungmu masih kosong, tapi mengapa
kamu memenuhkan lumbung kepunyaan orang lain. Kamu sadar atau kamu berpura-pura
tidak sadar?.
Dikesunyian malam aku
duduk seorang diri, kopi hitam dengan gelas sedikit besar menemaniku, saat itu
aku bertanya “kamu siapanya dia?”, pertanyaan itu lansung kujawab dengan sigap
“dia adalah keluarga dan saudaraku”. Jawban itu memecah sunyi malam. Namun
belum sempat aku mendengar sampai habis jawaban itu, angina malam merasuk
kedalam dadaku, dia berkata “kalau kamu memang saudara dia, mengapa kamu tak
mendapatkan sesuatu yang seharusnya menjadi hak kamu”. Aku menangis, aku sedih.
Mengapa ini semua terjadi, mengapa ini semua terasa begitu sangat tidak adil
dan sungguh sangat tidak adil.
Aku cemburu… ya, aku
sangat cemburu dengan semua ini, ingin rasanya aku berteriak karena ketidak
adilan ini, tapi apalah dayaku semuanya sudah terjadi hari ini, kemaren entah
besokpun juga akan terjadi. Tidak hanya hari ini, kemaren pun aku juga
merasakan kecemburuan seperti ini. hayyy, kamu tahu itu seharusnya menjadi
milikku, bukan miliki dia atauun mereka. Tapi mengapa kamu tak pernah melirik
aku selama ini, mengapa harus kepada dia ataupun mereka?.
Semakin kurasakan
semakin sakit yang kurasa, kecemburuan inipun semakin dalam. Biarlah semua ini
berlalu seperti apa adanya bagaikan air yang mengalir, cepat atau lambat akan
bermuara jua pada satu titik pemberhetian. Saat pemberhentian itulah kamu aka
sadar, bahwa selama ini kamu sudah salah memberikan kewajibanmu. Aku tak kan
bersuara, aku merasa bersuaraun aku tak aka nada artinya, yang muncul setelah
itu hanya pertentangan yang tak ada artinya, hanya akan menghabiskan tenaga dan
waktu saja. Dalam sujudku mencium sajadah diwaktu sholatku, aku selalu berdoa
agar kamu diberikan jalan kebenaran dan dibukakan pintu hatimu, agar kamu dapat
melihat dengan hatimu. Dengan segenap rasa persaudaraan yang masih tersisa
dihati ini, ak sudah memaafkan semua kesalahanmu, aku juga beerharap kamu telah
memaafkan kesalahanku.
Semoga kita selalu
mendapatkan rahmat dan ridho Ilahi di setiap langkah dan perjalanan disisa
hidup ini. jangan pernah lupa berdoa, selalu taburkan benih-benih kebaikan agar
kamu juga memanen kebaikan yang kamu taburkan.
Pariangan,
21 Juni 2018
Komentar
Posting Komentar